Senin, 13 Juni 2016

Gelisah, Penyakit bagi Manusia (Manusia dan Kegelisahan)



Pernah lihat gambar-gambar atau meme seperti di atas? Bagi yang sedang tingkat akhir mungkin sudah sering melihat  meme seperti diatas. Pas lihat mem seperti ini langsung berasa "Bener banget tuh".  Meme seperti ini tidak hanya mengungkapkan kenyataan mengenai skripsi, tapi juga kegelisahan menjalani skripsi.  Tentunya banyak mahasiswa yang gelisah dengan skripsi, terutama yang sudah memasuki tahun akhir.  Tetapi, penyebar luasan meme seperti ini juga bisa menimbulkan kegelisahan kepada mahasiswa awal tahun lho.  Mungkin saja dengan melihat meme seperti ini mahasiswa yang akan memasuki tahun akhir jadi gelisah, "Mampus, tahun depan skripsi". Bahkan Mahasiswa yang baru masuk akan merasa kalau skrpisi itu menakutkan.

Takut dan Gelisah adalah dua hal yang sering dipandang sebelas-duabelas,beda-beda tipis.  Dalam bahasa inggris Gelisah (anxious) experiencing worry, unease, or nervousness, typically about an imminent event or something with an uncertain outcome ; mengalami rasa khawatir, tidak enak, dan gugup secara tipikal tentang peristiwa dekat atau sesuatu dengan hasil yang tidak pasti. Sedangkan Takut (fear) an unpleasant emotion caused by the belief that someone or something is dangerous, likely to cause pain, or a threat; suatu emosi tidak enak yang diakibatkan rasa percaya bahwa  seseorang atau sesuatu mendatangkan rasa takut,menyebabkan rasa sakut atau ancaman.  Perbedaan yang mendasar dari Takut dan Gelisah adalah objeknya.  Objek dari rasa takut lebih jelas dan biasanya lebih berwujud.  Sedangkan objek dari gelisah biasanya adalah hasil atau kejadian yang tidak pasti.

Semua orang pasti pernah mengalami kegelisahan, baik dari kalangan muda hingga tua dan dari berbagai segi dan aspek kita dapat menemukan objek kegelisahan. Para siswa gelisah, bagaimana nilai dan ranking yang akan di dapat. Para jomblo, terutama yang sering ditolak atau masuk dalam friendzone  gelisah jangan-jangan mereka tidak akan memiliki kekasih sampai tua. Anak kossan gelisah, apakah uang bulan ini cukup sampai akhir bulan.  Orang tua gelisah bagaimana masa depan anaknya.  Dan masih banyak lagi objek dari kegelisahan. Gelisah dapat dikatakan sebagai penyakit pada sebagian besar masyarakat.  Gelisah terkadang dapat sampai pada titik ekstrim sehingga kegelisahan tersebut tidak lagi manusiawi.

Salah satu contohnya adalah postingan gambar di 1cak.com .  Postingan tersebut sudah lama jadi saya tidak dapat menemukannya lagi, tetapi isinya adalah tentang kekhawatiran berkendara karena baru saja ada kasus pesawat jatuh. Isinya kurang lebih seperti ini:


“Naik pesawat, pesawatnya jatuh. Naik kapal, kapalnya tenggelam.  Naik mobil, kecelakaan.  Jalan kaki, ditabrak motor. Diem aja di rumah, nanti gempa.”


Kegelisahan, terutama pada titik ekstrim,biasanya akan melebih-lebihkan keadanyang ada atau yang terjadinya.  Gelisah akan memberi tekanan pada manusia sehingga mereka akan menjadi lebih mudah stress,dihantui rasa khawatir, kurang menikmati kegiatan, dan kurang atau tidak merasa bahagia.  Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda.  Banyak juga yang merasa gelisah karena ketidakpercayaan akan masa depan yang baik.

Mengatasi kegelisahan sebenarnya mudah,yaitu dengan menerima terjadinya perubahan pada diri sendiri.  Baiknya orang yang gelisah mengintrospeksi diri dan secara realistis memikirkan apa akibat buruk ataupun baik yangsebenernya akan terjadi.  Secara omongan memang terdengar mudah,  tetapi gelisah terkadang sudah menjadi kebiasaan dan dengan mudahnya datang kapan saja.  Karena itu, satu lagi cara untuk mengatasi kegelisahan adalah kegiatan yang paling mendasar yang seharusnya kita lakukan tiap harinya, yaitu Beroda dan Berserah kepada Tuhan.  Cara paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah percaya, bahwa Tuhan itu memelihara hidup kita, dan kita tidak akan ditinggalkannya sendirian.


Kegelisahan memanglah hal yang wajar dirasakan manusia dengan banyaknya kegiatan dan problema yang kita hadapi sehari-harinya.  Tetapi, dibandingkan percaya kepada imajinasi kita yang menimbulkan kegelisahan, seharusnya kita lebih percaya bahwa Tuhan kita jauh lebih berkuasa diatas semua itu.  Berserahlah kepadaNya dan biarkan Tuhan membimbing jalanmu.


“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”
-Mzm 55:23-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar