Penghematan energi melalui
rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi
pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan
strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang
tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi
listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara
nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi.
Para arsitek di Barat
memulai langkah merancang bangunan hemat energi sejak krisis energi tahun 1973
Pengertian:
·
Desain hemat
energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas
penghuninya. (Hawkes Dean, 2002)
·
Arsitektur
Hemat energi menurut, Tri Harso Karyono (2007), adalah: Kondisi dimana energi
dikonsumsi secara hemat (minimal), tanpa harus mengorbankan kenyamanan fisik
manusia.
PRINSIP-PRINSIP
1.Hemat energi : meminimalkan bahan bakar serta
energi listrik dan memaksimalkan energi alam sekitar yang ada (matahari sebagai
cahaya diwaktu pagi hingga sore hari)
2.Memperhatikan kondisi iklim : bangunan yang di
desain haruslah memperhatikan kondisi iklim di sekitar site (site tersebut
mempunyai curah hujan tinggi atau tidak)
3.Minimizing resources : penggunaan material
bangunan dengan mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem dan sumber daya
alam
4.Respect for site / tidak berimplikasi negatif
terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
5.Respect for user/ merespon keadaan tapak dari
bangunan
6.Menerapkan/menggunakan prinsip-prinsip yang ada
secara keseluruhan
Konsep
dasar desain sadar energi
1 Kenyamanan Thermal
Bagaimana
bangunan dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai dengan kebutuhannya.
Bangunan yang berada pada iklim dingin harus mampu menerima radiasi matahari
yang cukup untuk pemanasan, sedangkan bangunan yang berada pada iklim panas, harus
mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk pendinginan.
2 Kenyamanan Visual
Membahas
mengenai bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan cahaya matahari
(penerangan) sesuai dengan kebutuhannya.
3 Kontrol Lingkungan Pasif
Dilakukan
untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dengan memanfaatkan seluruh
potensi iklim setempat yang dikontrol dengan elemen – elemen bangunan (atap,
dinding, lantai, pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa
menggunakan energi (listrik).
4 Kontrol Lingkungan Aktif
Dilakukan
untuk mencapai kenyamanan thermal dan visual dengan memanfaatkan potensi iklim
yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrumen yang
menggunakan energi (listrik).
5 Kontrol Lingkungan Hibrid
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal maupun
visual dengan kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang
maksimal.
Perancangan
Bangunan Hemat Energi
Perancangan bangunan hemat
energi dapat dilakukan dengan dua cara
Perancangan Pasif
Perancangan pasif merupakan
cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu
tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif
lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya
mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Perancangan pasif di wilayah
tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana
pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus
mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas
cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis
panasnya.
Perancangan Aktif
Dalam rancangan aktif,
energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi
listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan
secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi
perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif,
penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan
termal dan visual harus dicapai.
Berikut beberapa Bangunan Hemat Energi yang
berhasil:
Disebut nol
energi karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi energi
untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. BCA
Academy juga memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin.
Selain menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi, mereka juga
menampung air hujan untuk digunakan sebagai toilet. Hampir tidak ada sisi
gedung yang tidak terkena sinar matahari sehingga menghemat penggunaan listrik
untuk penerangan, terutama di siang hari.
Dibandingkan dengan gedung-gedung dengan kapasitas serupa, penggunaan
energi di BCA Academy jauh lebih hemat. Berdasarkan tarif listrik 21,69 sen per
kwh, bangunan ini berhasil menghemat pengeluaran hingga 84.000 dollar Singapura
per tahun.
Sejumlah fitur menarik dari bangunan seluas 4.500 meter persegi itu antara
lain sistem peneduh yang ditempatkan secara strategis sehingga bangunan
terlindung dari terik matahari, namun interior bangunan tetap mendapat cahaya
alami.
Di negara tropis, penggunaan energi listrik terbesar adalah untuk air
conditioner. Para arsitek BCA menyiasati tingginya temperatur dengan tanaman
rambat yang ditanam secara vertikal. Ada dua manfaat sekaligus dengan sistem
ini, yaitu dinding terlindung dari paparan langsung sinar matahari sekaligus
untuk menurunkan temperatur dalam ruangan.
Green Village and Green School, Bali
Green Villagemerupakan sebuah desa yang terdiri atas
kumpulan bangunan rumah bambu yang ramah lingkungan yang dibangun di sepanjang
Sungai Ayung oleh Lembaga Pendidikan Green School di Bali. Jarak antara Green
School dengan Green Village bisa dicapai dengan berjalan kaki.
Tidak hanya mengusung konsep hijau, Green Villagejuga mengusungkonstruksi bangunan yang terlihat unik dibuat dengan menggunakan bambu. Bangunan Green Village terlihat menakjubkan meskipun berbahan bambu. Desain bangunan dibuat dengan memperhatikan aspek lingkungan dengan menggunakan material yang tersedia di alam, tetapi tetap berpikir kreatif untuk memaksimalkan karakteristik material
Bentuk jendela dan pintunya bangunan ini didesain terbuka dengan cara diputar. Semua pintu dan jendela diberi kaca besar transparan sehingga cahaya matahari dapat keluar masuk dengan bebas. Desain interior rumah ini juga sangat futuristik dan lepas dari kesan ketinggalan zaman. Hal tersebut dapat terlihat dari bentuk kursi, meja, kasur dan furnitur bamu lainnya yang berbentuk sangat unik, serta nyaman.
Bentuk jendela dan pintunya bangunan ini didesain terbuka dengan cara diputar. Semua pintu dan jendela diberi kaca besar transparan sehingga cahaya matahari dapat keluar masuk dengan bebas. Desain interior rumah ini juga sangat futuristik dan lepas dari kesan ketinggalan zaman. Hal tersebut dapat terlihat dari bentuk kursi, meja, kasur dan furnitur bamu lainnya yang berbentuk sangat unik, serta nyaman.
Green School adalah
salah satu sekolah di dunia yang bangunannya terbuat dari batang bambu yang
ramah lingkungan. Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir
angin melalui terowongan bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan
untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan
sapi. Ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, dan perpustakaan. Green
School mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa di alam ini tidak ada yang berwujud
kotak sempurna, karenanya bangunan mengikuti dan beradaptasi terhadap apa yang
sudah diberikan alam. Bangunan-bangunan yang berada di dalam kompleks Green
School tidak memaksakan atau memotong pohon yang sudah ada.
Sekolah ini digagas oleh seorang desainer dan pengusaha jewelry yang
sukses, yaitu John Hardy
Salah satu
contoh proyek Green Building yang kurang berhasil
(Akibat
masalah teknis)
The Foundation berkontrak dengan perusahaan
arsitektur SmithGroup untuk merancang proyek pada tahun 1998 dan Clark
Konstruksi Group untuk membangun proyek pada tahun 1999.
Karena misi lingkungan, The Foundation ingin proyek tersebut untuk menggabungkan "budaya daur ulang dan ramah lingkungan produk konstruksi..." Dalam desain nya juga termasuk sistem “roof truss” dan berbagai kolom dan balok yang terlihat. Dalam dokumen kontrak penggunaan Paralel Strand Lumber - atau Parallams -diijinkan untuk sistem “roof truss” , kolom dan balok. Menurut situs The Fondation, Parallams berumur muda karena mereka dihasilkan dari pohon cepat-tumbuh.
Clark berkontrak dengan Trus Joist MacMillan, anak perusahaan Weyerhaeuser, pada tahun 2000 untuk memasok Parallams. Weyerhaeuser mengirimkan parallams yang telah dirawat dengan PolyClear 2000, setelah diduga meyakinkan SmithGroup bahwa perawatan itu cocok untuk komponen bangunan yang terekspos. Weyerhaeuser diduga tidak pernah menerima persetujuan untuk menggunakan PolyClear 2000.
Konstruksi secara subtansial telah selesai pada 7 Desember 2000. Tak lama setelah selesai, intrusi air diidentifikasi pada berbagai bagian dari proyek. Sepanjang tahun 2003, berbagai modifikasi telah dibuat, termasuk menambahkan sealant pada Parallam, yang menyelesaikan kebocoran.
Pada tahun 2009, Yayasan melakukan pemeriksaan dan mengamati kemerosotan Parallams, termasuk pembusukan meluas. Sebuah laporan ahli berikutnya menegaskan bahwa "Parallams belum dirawat ke tingkat yang ditentukan oleh dokumen kontrak atau pengawet telah memburuk karena tidak cocok untuk dalam pengaplikasian."
Karena misi lingkungan, The Foundation ingin proyek tersebut untuk menggabungkan "budaya daur ulang dan ramah lingkungan produk konstruksi..." Dalam desain nya juga termasuk sistem “roof truss” dan berbagai kolom dan balok yang terlihat. Dalam dokumen kontrak penggunaan Paralel Strand Lumber - atau Parallams -diijinkan untuk sistem “roof truss” , kolom dan balok. Menurut situs The Fondation, Parallams berumur muda karena mereka dihasilkan dari pohon cepat-tumbuh.
Clark berkontrak dengan Trus Joist MacMillan, anak perusahaan Weyerhaeuser, pada tahun 2000 untuk memasok Parallams. Weyerhaeuser mengirimkan parallams yang telah dirawat dengan PolyClear 2000, setelah diduga meyakinkan SmithGroup bahwa perawatan itu cocok untuk komponen bangunan yang terekspos. Weyerhaeuser diduga tidak pernah menerima persetujuan untuk menggunakan PolyClear 2000.
Konstruksi secara subtansial telah selesai pada 7 Desember 2000. Tak lama setelah selesai, intrusi air diidentifikasi pada berbagai bagian dari proyek. Sepanjang tahun 2003, berbagai modifikasi telah dibuat, termasuk menambahkan sealant pada Parallam, yang menyelesaikan kebocoran.
Pada tahun 2009, Yayasan melakukan pemeriksaan dan mengamati kemerosotan Parallams, termasuk pembusukan meluas. Sebuah laporan ahli berikutnya menegaskan bahwa "Parallams belum dirawat ke tingkat yang ditentukan oleh dokumen kontrak atau pengawet telah memburuk karena tidak cocok untuk dalam pengaplikasian."
Source:
http://architectureinhand.blogspot.co.id/2012/01/bangunan-hemat-energi-dari-singapura.html
http://www.greenbuildinglawupdate.com/2011/03/articles/legal-developments/first-leed-platinum-building-at-risk-of-collapse/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar