Pernah lihat gambar-gambar
atau meme seperti di atas? Bagi yang sedang tingkat akhir mungkin sudah sering
melihat meme seperti diatas. Pas lihat mem seperti ini langsung berasa
"Bener banget tuh". Meme seperti ini tidak hanya mengungkapkan
kenyataan mengenai skripsi, tapi juga kegelisahan menjalani skripsi.
Tentunya banyak mahasiswa yang gelisah dengan skripsi, terutama yang sudah
memasuki tahun akhir. Tetapi, penyebar luasan meme seperti ini juga bisa
menimbulkan kegelisahan kepada mahasiswa awal tahun lho. Mungkin saja
dengan melihat meme seperti ini mahasiswa yang akan memasuki tahun akhir jadi
gelisah, "Mampus, tahun depan skripsi". Bahkan Mahasiswa
yang baru masuk akan merasa kalau skrpisi itu menakutkan.
Takut dan Gelisah adalah dua
hal yang sering dipandang sebelas-duabelas,beda-beda tipis. Dalam bahasa inggris Gelisah (anxious) experiencing worry, unease, or nervousness,
typically about an imminent event or something with an uncertain outcome ; mengalami rasa khawatir, tidak enak, dan gugup secara tipikal tentang peristiwa dekat atau sesuatu dengan hasil yang tidak pasti. Sedangkan Takut
(fear) an unpleasant emotion caused by the belief that someone or something is
dangerous, likely to cause pain, or a threat; suatu emosi tidak enak yang
diakibatkan rasa percaya bahwa seseorang
atau sesuatu mendatangkan rasa takut,menyebabkan rasa sakut atau ancaman. Perbedaan yang mendasar dari Takut dan
Gelisah adalah objeknya. Objek dari rasa
takut lebih jelas dan biasanya lebih berwujud.
Sedangkan objek dari gelisah biasanya adalah hasil atau kejadian yang
tidak pasti.
Semua orang pasti pernah mengalami
kegelisahan, baik dari kalangan muda hingga tua dan dari berbagai segi dan
aspek kita dapat menemukan objek kegelisahan. Para siswa gelisah, bagaimana
nilai dan ranking yang akan di dapat. Para jomblo, terutama yang sering ditolak
atau masuk dalam friendzone gelisah
jangan-jangan mereka tidak akan memiliki kekasih sampai tua. Anak kossan
gelisah, apakah uang bulan ini cukup sampai akhir bulan. Orang tua gelisah bagaimana masa depan
anaknya. Dan masih banyak lagi objek
dari kegelisahan. Gelisah dapat dikatakan sebagai penyakit pada sebagian besar
masyarakat. Gelisah terkadang dapat
sampai pada titik ekstrim sehingga kegelisahan tersebut tidak lagi manusiawi.
Salah satu contohnya
adalah postingan gambar di 1cak.com .
Postingan tersebut sudah lama jadi saya tidak dapat menemukannya lagi,
tetapi isinya adalah tentang kekhawatiran berkendara karena baru saja ada kasus
pesawat jatuh. Isinya kurang lebih seperti ini:
“Naik pesawat, pesawatnya jatuh. Naik kapal,
kapalnya tenggelam. Naik mobil,
kecelakaan. Jalan kaki, ditabrak motor.
Diem aja di rumah, nanti gempa.”
Kegelisahan, terutama pada
titik ekstrim,biasanya akan melebih-lebihkan keadanyang ada atau yang
terjadinya. Gelisah akan memberi tekanan
pada manusia sehingga mereka akan menjadi lebih mudah stress,dihantui rasa
khawatir, kurang menikmati kegiatan, dan kurang atau tidak merasa bahagia. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya
dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui
khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau
benda. Banyak juga yang merasa gelisah
karena ketidakpercayaan akan masa depan yang baik.
Mengatasi kegelisahan
sebenarnya mudah,yaitu dengan menerima terjadinya perubahan pada diri
sendiri. Baiknya orang yang gelisah
mengintrospeksi diri dan secara realistis memikirkan apa akibat buruk ataupun
baik yangsebenernya akan terjadi. Secara
omongan memang terdengar mudah, tetapi
gelisah terkadang sudah menjadi kebiasaan dan dengan mudahnya datang kapan
saja. Karena itu, satu lagi cara untuk
mengatasi kegelisahan adalah kegiatan yang paling mendasar yang seharusnya kita
lakukan tiap harinya, yaitu Beroda dan Berserah kepada Tuhan. Cara paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan
adalah percaya, bahwa Tuhan itu memelihara hidup kita, dan kita tidak akan
ditinggalkannya sendirian.
Kegelisahan memanglah hal
yang wajar dirasakan manusia dengan banyaknya kegiatan dan problema yang kita
hadapi sehari-harinya. Tetapi,
dibandingkan percaya kepada imajinasi kita yang menimbulkan kegelisahan,
seharusnya kita lebih percaya bahwa Tuhan kita jauh lebih berkuasa diatas semua
itu. Berserahlah kepadaNya dan biarkan
Tuhan membimbing jalanmu.
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka
Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar
itu goyah.”
-Mzm 55:23-