Minggu, 28 Oktober 2018

3 Dari 9 Analogi Arsitektur



9 Analogi arsitektur menurut Wayne O. Attoe ialah:
1. Analogi Matematika
2. Analogi Biologis
3. Analogi Romantis
4. Analogi Bahasa atau Linguistik
5. Analogi Mekanik
6. Analogi Pemecahan Masalah
7. Analogi Adhocis
8. Analogi Bahasa Pola
9. Analogi Dramaturgi

ANALOGI BIOLOGIS didasari pada prinsip Arsitektur Organik. Filosofi arsitektur organik diperkenalkan dan dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright. Pada awal 1908, arsitek Frank Lloyd Wright, merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'organik arsitektur,' mulai menjelaskan filsafatnya organik arsitektur. Istilah “arsitektur organik” itu sendiri diciptakan oleh arsitek Frank Lloyd Wright (1867-1959) pada sebuah artikel di Architectural Record, agustus 1914 untuk menjelaskan filosofi dari gaya arsitekturnya. Visinya adalah bagi arsitek dan desainer untuk meninggalkan gaya tradisi mereka pelajari dan menganut desain terbentuk oleh alam dari bahan-bahan komponen, yang selaras dengan pemandangan disekitarnya. Dia ingin mereka membayangkan bentuk dan fungsi sebagai kesatuan, elemen yang saling berhubungan. di antara banyak struktur terkenal yang dirancang oleh Wright.

Turning Torso - Santiago Calatrava











F. Turning Torso, Swedia – Santiago Calatrava Menara ini mengambil analogi dari pergerakan tubuh manusia, yaitu bentuk tulang belakang yang dipilin. Dengan analogi seperti itu, menara ini memberi pembelajaran mengenai ‘movement’ dan ‘structure’. “… The very idea of a structure is synonymous with stability, statis and rigid organisation of elements in space.” (Tzonis&Lefaivre, 1995:10) Dari kutipan pernyataan diatas tergambarkan bahwa struktur itu adalah sesuatu yang sifatnya statis dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan pergerakan. Bahkan struktur seakan menetralkan pergerakan itu sendiri. Namun, Calatrava sadar bahwa didalam struktur itu sendiri terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan lagi pasti akan terjadi. Walaupun tampaknya ‘immobile’ atau tidak dapat bergerak, sebenarnya struktur itu sendiri berada pada suatu pergerakan yang konstan. Analogi tulang belakang pada Turning Torso Pada rancangan Turning Torso yang mengambil analogi tulang belakang manusia, bila dilihat secara struktur, tulang belakang manusia sangat memungkinkan terjadinya pergerakan, namun masih tetap dapat menjadi struktur yang kokoh dan bertahan hingga sekarang. Struktur ini kemudian dituangkan kedalam bentuk sketsa dan model sebagai cara pengeksplorasian bagaimana cara struktur itu bekerja dan tersusun dari bagian-bagian apa saja hingga akhirnya menjadi sebuah objek bangunan. Pada tahap awal pemodelan, Calatrava menyusun beberapa balok persegi sedemikian mungkin disekitar baja penopang untuk menemukan wujud spiral yang mendekati bentuk tulang belakang manusia yang dipilin.

ANALOGI ROMANTIK. Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).

Contemporary Arts Center (CAC) - Zaha Hadid


CAC memiliki analogi romantik karena bentuknya yang dinamis seperti puzzle dengan perbedaan level. Tingkat kompleksitas dan kontradiksi bangunan ini cukup tinggi dibanding sekitar, hal ini merupakan salah satu indikator bahwa CAC bangunan post-modern.
Bangunan post-modren ini dikelilingi oleh gedung-gedung bergaya modern yang bentuknya cenderung kotak-kotak dan statis, sehingga CAC yang berkomposisi linear horisontal terlihat menonjol dan dinamis, dimana ke-dinamis-an yang terlihat merupakan hasil dari permainan ruang dalam yang kemudian mempengaruhi fasade luar.  CAC menerapkan salah satu teori Wtelo yakni ‘difanitas’ atau kesemrawangan. Penerapannya pada dinding transparan yang materialnya berupa kaca.
Sebagai bangunan yang beraliran post-modern, CAC masih kontekstual yang diimplementasikan pada variasi bentuk yang meerupakan perpaduan antara bangunan modern (bangunan lama) dan post-modern (CAC). CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multi-level.

ANALOGI LINGUISTIK

Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut :

a. Model Tata bahasa

Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue).

b. Model Ekspresionis

Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan ‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak.

c. Model Semiotik

Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.

Church Of Light - Tadao Ando



Analogi yang digunakan adalah dari upacara minum the Jepang yang disebut sukiya, dimana pada upacara itu orang akan duduk dalam keheningan dan memungkinkan untuk mengantarkan pada sebuah kontemplasi. Tadao Ando merefleksikan kualitas silent dan kontemplasi ini ke dalam ruang-ruang yang dirancangnya. Kesan hening diwujudkan dengan penggunaan material beton ekspos yang berkesan diam dan memanfaatkan cahaya alami untuk memperkuat kesan hening dengan hanya memasukkan beberapa berkas cahaya saja ke dalam ruang.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar