9 Analogi arsitektur menurut Wayne O. Attoe ialah:
1. Analogi
Matematika
2. Analogi
Biologis
3. Analogi
Romantis
4. Analogi
Bahasa atau Linguistik
5. Analogi
Mekanik
6. Analogi
Pemecahan Masalah
7. Analogi
Adhocis
8. Analogi
Bahasa Pola
9. Analogi
Dramaturgi
ANALOGI BIOLOGIS didasari pada prinsip Arsitektur Organik. Filosofi arsitektur organik diperkenalkan dan dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright. Pada awal 1908, arsitek Frank Lloyd Wright, merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'organik arsitektur,' mulai menjelaskan filsafatnya organik arsitektur. Istilah “arsitektur organik” itu sendiri diciptakan oleh arsitek Frank Lloyd Wright (1867-1959) pada sebuah artikel di Architectural Record, agustus 1914 untuk menjelaskan filosofi dari gaya arsitekturnya. Visinya adalah bagi arsitek dan desainer untuk meninggalkan gaya tradisi mereka pelajari dan menganut desain terbentuk oleh alam dari bahan-bahan komponen, yang selaras dengan pemandangan disekitarnya. Dia ingin mereka membayangkan bentuk dan fungsi sebagai kesatuan, elemen yang saling berhubungan. di antara banyak struktur terkenal yang dirancang oleh Wright.
Turning Torso - Santiago Calatrava
ANALOGI ROMANTIK. Arsitektur harus mampu menggugah
tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk
alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan
yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang
mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).
Contemporary Arts Center (CAC) - Zaha Hadid
CAC
memiliki analogi romantik karena bentuknya yang dinamis seperti puzzle dengan
perbedaan level. Tingkat kompleksitas dan kontradiksi bangunan ini cukup tinggi
dibanding sekitar, hal ini merupakan salah satu indikator bahwa CAC bangunan
post-modern.
Bangunan
post-modren ini dikelilingi oleh gedung-gedung bergaya modern yang bentuknya
cenderung kotak-kotak dan statis, sehingga CAC yang berkomposisi linear
horisontal terlihat menonjol dan dinamis, dimana ke-dinamis-an yang terlihat
merupakan hasil dari permainan ruang dalam yang kemudian mempengaruhi fasade
luar. CAC
menerapkan salah satu teori Wtelo yakni ‘difanitas’ atau kesemrawangan.
Penerapannya pada dinding transparan yang materialnya berupa kaca.
Sebagai
bangunan yang beraliran post-modern, CAC masih kontekstual yang
diimplementasikan pada variasi bentuk yang meerupakan perpaduan antara bangunan
modern (bangunan lama) dan post-modern (CAC). CAC
merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal
ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di
atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang
multi-level.
ANALOGI LINGUISTIK
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut :
a. Model Tata bahasa
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue).
b. Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan ‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak.
c. Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut :
a. Model Tata bahasa
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue).
b. Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan ‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak.
c. Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.
Church Of Light - Tadao Ando
Analogi yang digunakan adalah dari upacara minum the Jepang yang disebut sukiya, dimana pada upacara itu orang akan duduk dalam keheningan dan memungkinkan untuk mengantarkan pada sebuah kontemplasi. Tadao Ando merefleksikan kualitas silent dan kontemplasi ini ke dalam ruang-ruang yang dirancangnya. Kesan hening diwujudkan dengan penggunaan material beton ekspos yang berkesan diam dan memanfaatkan cahaya alami untuk memperkuat kesan hening dengan hanya memasukkan beberapa berkas cahaya saja ke dalam ruang.