Minggu, 30 April 2017

WAWASAN NUSANTARA DAN KASUS INTOLERANSI

 Secara umum, Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan bentuk geografisnya menurut Pancasila dan UUD 1945 dalam mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

FUNGSI WAWASAN NUSANTARA
1.   Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum  berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.  Fungsi Wawasan Nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain sebagai berikut..
·         Sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilahayan
·         Sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
·         Sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
·         Sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga

TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan tersebut tetap dihargai agar tidak bertentangan dari kepentingan nasional.

LATAR BELAKANG WAWASAN NUSANTARA
a)      Falsafah Pancasila, Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan nusantara dari nilai nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut.
a.       Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.  
b.      Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud dan golongan
c.       Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.
b)      Aspek Kewiilayahan Nusantara, aspek kewilayahan nusantara dalam hal ini pada pengaruh geografi karena indonesia kaya akan SDA dan suku bangsa
c)      Aspek Sosial Budaya, aspek sosial budaya dimana dalam hal ini dapat terjadi karena indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang keseluruhan memiliki adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, yang menjadikan tata kehidupan nasional memiliki hubungan interaksi antara golongan karena dapat menyebabkan konflik yang besar dari keberagaman budaya.
d)      Aspek Sejarah,  Dapat mengacuh kepada aspek sejarah karena indonesia memiliki banyak pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan dalam bangsa dan negara Indonesia. Dimana kemerdekaan yang didapatkan merupakan hasil semangat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, sehingga harus dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia

STUDI KASUS : INTOLERANSI AGAMA DI INDONESIA
Tanggal 6 Desember lalu di Bandung terjadi aksi pembubaran paksa acara kebaktian di kompleks Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Kemudian sehari setelahnya, ada penurunan paksa baliho Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta karena menampilkan sosok mahasiswi berjilbab pada iklan penerimaan mahasiswa baru kampus itu.

Selang tiga hari setelah insiden tersebut, sembilan warga Muslim yang datang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk mengikuti acara keagamaan di Atambua, Belu, diusir oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Brigade Meo Timor.

Kapolda NTT Brigjen Widyo Sunaryo kepada pers, Sabtu (10/12) mengatakan sembilan orang itu memang tidak melanggar aturan hukum apa pun, tetapi mengingat “apa yang terjadi baru-baru ini di Jakarta dan Bandung” maka polisi dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sepakat memulangkan mereka.

Dan lima hari terakhir ini aksi “sosialisasi” fatwa MUI oleh beberapa organisasi massa, antara lain Front Pembela Islam (FPI), terjadi di sejumlah restoran dan pusat perbelanjaan di Bekasi, Solo, Yogyakarta dan Surabaya. Mengapa aksi intoleransi kembali marak terjadi?

Intoleransi dalam Tahap Darurat

Menurut pengamat politik Al Chaidar dari Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe di Aceh, fenomena ini merupakan bagian dari apa yang disebutnya sebagai “kebangkitan konservatisme”.

“Hal ini sepertinya merupakan perluasan dari kebangkitan konservatisme yang sedang terjadi di Timur Tengah dan sekitarnya. Ada semangat untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam secara kaffah atau total dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya kepada VOA, Senin (19/12)

"Mereka kerap mewujudkannya dengan cara yang mengejutkan, seperti tindakan sweeping atau razia berdasarkan fatwa semata tanpa mengindahkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat lain. Atau lewat gerakan purifikasi, dengan sama sekali menolak nilai-nilai, infrastruktur atau produk yang mereka anggap menyimpang."

Berita intoleransi agama semakin kita dengar dalam media-media dan menjadi isu sensitive dalam masyarakat.  Jika kita mencoba melihat hubungan antara kasus-kasus intoleransi agama dan wawasan nusantara, kita dapatmelihat kurangnya wawasan nusantara dalam masyarakat. Kurang melihat lagi, pola pandangan seperti apa yang seharusnya dimiliki masyarakat yang dicita-citakan oleh pelopor-pelopor bangsa Indonesia.  Memang, dengan semakin berkembangnya teknologi dan masyarakat dapat mendapat informasi dengan cepat,makin mudah masyrakat lebih menyukai hal-hal instan, termasuk dalam informasi dan wawasan.  Kebiasaan untuk menyaring informasi dan berpikir lebih dalam terhadap kasus-kasus lebih jarang dilaksanakan

Semakin sering kita melihat masyarakat lebih bersikap individu dan lebih lagi, memaksakan pemikiran nya, keindividuan nya kepada orang lain.  Bahkan sikap dan pandangan seperti ini semkain meluas di media social.  Cukup sering terjadi saat adanya sharing cuplikan mengenai toleransi-toleransi yang terjadi dan di alami oleh berbagai warganet, banyak warganet lain yang lebih menyoroti mengenai bagaimana agama-agama tertentu harusnya dijalankan dibandingkan dengan sikap-sikap toleransi yang seharusnya dipelihara oleh masyarakat.  Jika masyarakat terus-menerus tidak memahami pandangan seperti apa yang seharusnya dimiliki bangsa Indonesia, maka tujuan dari wawasan nusantara semakin jauh dari jangkauan kita.



Source
http://www.voaindonesia.com/a/intoleransi-di-indonesia-darurat/3643180.html